Menu

Journal Summary

National culture and safe work behaviour of construction workers

, ,

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1.Mempelajari persepsi dan sikap pekerja lokal (Pakistan) terhadap isu-isu keselamatan kerja. 2.Mempelajari perilaku aman dan tidak aman dari pekerja dalam menangani pekerjaan yang beresiko. 3.Pengaruh budaya nasional terhadap perilaku keselamatan pekerja.

Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah metode survey (penyebaran angket). Angket didisain dalam tiga kelompok pertanyaan yaitu:

  1. Persepsi dan sikap pekerja terhadap isu-isu keselamatan. Ada 25 pernyataan yang diberikan dalam kelompok ini dan pekerja diminta menanggapi pernyataan yang diberikan dengan memberi skala 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju).
  2. Perilaku pekerja yang berhubungan dengan jenis pekerjaan mereka. Pekerja diminta untuk menjelaskan tingkat resiko untuk 3 jenis kondisi kerja.
  3.  Mengenai pendapat pekerja terhadap kecendrungan budaya nasional.

Angket ini dibagikan kepada 140 orang para pekerja di bidang konstruksi di tiga kota di pakistan yang mewakili 6 perusahaan konstruksi besar di Pakistan.

Data yang diperoleh di cek secara statistik menggunakan SPSS versi 11.5  untuk melihat kelengkapan, konsistensi dan keterbacaannya sebelum di proses. Hasil pengolahan data survey:

1. Dari kelompok persepsi muncul 3 faktor yang memiliki nilai Cronbach Alfa (i) diantara 0.7 – 0.78 yang artinya menunjukan hasil yang konsisten;

– Factor 1: Awareness and beliefs (variance = 38%; Eigenvalue = 7.517;

Cronbach’s a = 0.761)

-Factor 2: Physical work environment (variance = 25%;

Eigenvalue = 4.790; Cronbach’s a = 0.712)

-Factor 3: Supportive environment (variance = 16%; Eigenvalue = 2.421;

Cronbach’s a = 0.695).

2. Dari perilaku pekerja di temukan bahwa sebagian besar pekerja memiliki persepsi yang benar terhadap resiko kerja mereka dan hanya sebagian kecil yang memiliki persepsi yang keliru terhadap resiko kerja mereka. Untuk mengetahui apakah kecenderungan perilaku pekerja di sebabkan oleh sikap atau persepsi maka data diolah dengan regresi binary logistic. Adatiga faktor yang dilihat yaitu: Awareness and beliefs, Physical work environment and Supportive environment.

3.Dari hasil pendapat tentang budaya nasional diperoleh tiga faktor yang paling dominan yaitu:

-Factor 1: Collectivism and femininity (variance = 48%;

Eigenvalue = 11.399; Cronbach’s a = 0.771)

-Factor 2: Uncertainty avoidance (variance = 18%; Eigenvalue = 4.461; Cronbach’s a = 0.792)

-Factor 3: Power distance (variance = 14%; Eigenvalue = 3.517; Cronbach’s a = 0.701)

Dengan menggunakan pearson correlation di lihat hubungan antara attitude, behavior dan culture.

Hasil studi menunjukkan bahwa pekerja konstruksi di Pakistanmemiliki tingkat kesadaran yang baik terhadap bahaya dan resiko di tempat kerja mereka. Mereka percaya pembagian tanggung jawab dan menjaga keharmonisan hubungan pekerja dapat mencegah terjadinya kecelakaan. Perilaku pekerja dapat dijelaskan dengan sikap mereka terhadap tanggungjawab manajemen dan persepsi terhadap bahaya yang mereka temui di tempat kerja. Kondisi kerja yang lebih bersifat Collectivist, feminist, and higher uncertainty avoidance Environment menunjukkan perilaku pekerja yang  lebih aman.

Pakistan dan Indonesia memiliki beberapa kesamaan seperti sama-sama negara berkembang dan mayoritas muslim. Studi yang sama dapat dilakukan di Indonesia.

Mohamed S., Ali T.H.,  Tam W.Y.V. (2008). National culture and safe work behaviour of construction workers in Pakistan. Safety Science xxx,  xxx–xxx

Untuk mendapatkan jurnal lengkap, hubungi info@healthsafetyprotection.com

 

The role of behavioral factors on safety

by HSP

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peranan perilaku keselamatan pekerja terhadap terjadinya kecelakaan pada perusahaan tambang. Data diambil pada 2 perusahaan tambang di India. Studi ini menggunakan metode kasus-kontrol, dimana pekerja-pekerja yang mengalami kecelakaan kerja sebagai kasus dan yang tidak mengalami kecelakaan kerja sebagai kontrol. Dari kedua kelompok ini kemudian dipelajari karakteristik perilaku pekerjanya.

Pengumpulan data dilakukan melalui catatan pekerja, angket, penilaian dari supervisor dan catatan kecelakaan kerja. Data yang diperoleh diolah dengan metode statistik menggunakan SPSS dan model persamaan struktural dengan program LISREL.

Variable yang dipelajari adalah: Negative affectivity, Risk taking, Job dissatisfaction, Age, Experience, Safety performance and work injury.

Hasil high-low plots menunjukkan bahwa kelompok kasus memiliki risk taking, negative affectivity dan job dissatisfaction yang lebih buruk dibandingkan kelompok control. Sementara safety performance kelompok kontrol lebih baik dibandingkan kelompok kasus. Uji t-test menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk kedua kelompok tersebut.

Struktural Model yang diperoleh menunjukan hubungan sbb: Work injury secara signifikan dipengaruhi oleh: Negative affectivity, Risk taking, Job dissatisfaction, Age, and Safety performance.

Kelompok kasus terbukti secara signifikan lebih cenderung mengambil resiko dalam dan berperilaku tidak aman dalam pekerjaan mereka. Sementara kelompok kontrol memiliki safety performance yang jauh lebih baik dari kelompok kasus. Diperoleh hubungan yang signifikan antara peran perilaku tidak aman terhadap kecelakaan kerja.

Metode dalam studi ini dapat dikembangkan untuk penelitian peran perilaku keselamatan terhadap kecelakaan kerja pada jenis industri lain di Indonesia.

Paul P.S., Maiti J. (2007). The role of behavioral factors on safety Management in underground mines. Safety Science 45, 449–471.

Untuk mendapatkan jurnal lengkap, hubungi info@healthsafetyprotection.com

 

Investigating factors that influence individual safety behavior at work

Tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan faktor organisasi dan sosial yang mengawali kecelakaan dan mempengaruhi perilaku keselamatan. Juga untuk memahami kenapa pekerja yang berperilaku tidak aman dapat berpotensi memicu terjadinya kecelakaan. Diharapkan studi ini dapat memberikan arahan bagi peneliti berikutnya untuk mendalami pengaruh faktor organisasi/sosial pada perilaku keselamatan.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam dengan pekerja yang berperilaku tidak aman dalam melakukan pekerjaannya. Pekerja diminta untuk menjelaskan pengalaman dan alasan mereka dalam melakukan pekerjaan secara tidak aman, dan pengalaman mereka ketika hampir atau mendapatkan kecelakaan. Wawancara dilakukan selama 1 jam untuk setiap kali wawancara.

Diperoleh bukti bahwa terdapat beberapa faktor yang secara signifikan mempengaruhi perilaku keselamatan individu pekerja, faktor tersebut adalah:

1).Faktor organisasi; yaitu beban kerja yang berlebih, persepsi kinerja keselamatan, pengaruhi sosialisasi, sikap keselamatan dan anggapan terhadap resiko.

 2).Faktor Personal Image, yaitu kesan macho dan mampu.

 3).Untuk menghindari konsekuensi negatif, yaitu: Diejek atau diremehkan rekan kerja, dan ketakutan kehilangan posisi.

Studi ini membuktikan bahwa faktor organisasi menentukan perilaku keselamatan pekerja.

Sosialisasi organisasi terhadap karyawan baru sedini mungkin akan mempengaruhi persepsi pekerja terhadap iklim keselamatan, sikap keselamatan, komitmen terhadap keselamatan dan perilaku keselamatan.

Metoda wawancara mendalam dapat digunakan untuk mengetahui persepsi pekerja terhadap budaya dan iklim keselamatan.

Terdapat beberapa keterbatasan dalam studi ini yaitu; jumlah sampel yang sedikit untuk setiap jenis pekerjaan sehingga tidak dapat digeneralisasi, kemungkinan adanya bias gender dan sampel diambil karena jumlah laki-laki dan wanita tidak sama.

Mullen J. (2004). Investigating factors that influence individual safety behavior at work. Journal of Safety Research 35,  275– 285.

Untuk mendapatkan jurnal lengkap, hubungi info@healthsafetyprotection.com

Exploratory analysis of the safety climate and safety Behavior relationship

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara iklim keselamatan dengan perilaku keselamatan. Pengumpulan data dilakukan dengan  2 metode yaitu:

  1. Penyebaran angket pada 540 pekerja pada industri pengemasan.
  2. Pengamatan secara langsung dilapangan terhadap perilaku pekerja.Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara iklim keselamatan dengan perilaku keselamatan.

Data yang diperoleh dari angket dan observasi diolah dengan metode statistik menggunakan SPSS. Sementara internal reliability dari angket di uji statistik Cronbach’s Alpha. Dari hasil penelitian ini diperoleh:

  1. Terdapat hubungan langsung antara iklim keselamatan dengan perilaku keselamatan secara empiris.
  2. Ditemukan hubungan yang lemah antara perilaku aktual dan catatan laju kecelakaan. Faktor-faktor organisasi umum yang lain lebih dekat hubunganya dengan kecelakaan.
  3. Skor iklim keselamatan tidak sertamerta merefleksikan tingkat perilaku keselamatan atau kinerja keselamatan.

Dari studi ini diperoleh hubungan emperis antara persepsi iklim keselamatan dan aktual perilaku keselamatan. Ini juga menunjukkan kompleksitas hubungan secara keseluruhan, dimana perubahan persepsi iklim keselamatan tidak serta merta merubah perilaku keselamatan dan demikian juga sebaliknya.

Hasil studi ini belum bisa di generalisasi karena studi ini dilakukan hanya pada satu jenis industri. Untuk mendapatkan hubungan yang lebih baik dan dapat berlaku untuk berbagai jenis industri maka perlu dilakukan studi lebih jauh dibeberapa jenis industri yang berbeda.

Cooper M.D., Phillips R.A. (2004). Exploratory analysis of the safety climate and safety Behavior relationship. Journal of Safety Research 35, 497– 512.

Untuk mendapatkan jurnal lengkap silahkan email ke: info@healthsafetyprotection.com

 

Presentation of a model placing emphasis on human, structural and Cultural Factors

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh intervensi modifikasi perilaku, attitude dan structural terhadap pencegahan terjadinya kecelakaan.

Penelitian ini menggunakan metode intervensi. Desain studi intervensi yang dilakukan adalah: Randomised controlled trials, Controlled trials without randomisation and with before-after measurements, Controlled trials without randomisation and with after measurements only, Before-After without control group but with multiple measurements and Case- Control.

Ada 3 jenis intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu: Modifikasi perilaku, modifikasi attitude dan modifikasi struktur.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa tidak semua program intervensi memberikan hasil yang positif terhadap pengurangan kecelakaan. Adadua jalur efek intervensi terhadap pencegahan terjadinya kecelakaan:

  1. Modifikasi attitude –> attitude & relieve –>Behavior –> accident & injuries.
  2. Modifikasi structural –>physical & organizational envionment –>behavior –>accident&injuries.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa intervensi yang dilakukan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan. Dalam kasus ini modifikasi struktural memberikan efek yang lebih baik terhadap pengurangan kecelakaan dibandingkan intervensi attitude.

Penelitian dengan metoda intervensi diperlukan waktu yang lama untuk melihat pengaruh intervensi terhadap outcome. Terutama untuk merubah perilaku pekerja yang sudah membudaya dalam suatu organisasi.

Lund,J., Aar,L.E., (2004). Accident prevention. Presentation of a model placing emphasis on human, structural and cultural factors. Journal of Safety Science 42, 271–324.

Chemical reactivity assessments in R&D

Tujuan dari studi ini adalah untuk mempelajari bahaya reaktivitas kimia pada skala laboratorium dan diawal pengembangan produk.

Kajian bahaya reaktivitas kimia diawali dengan mengumpulkan data-data sifat kimia dan fisika dari bahan-bahan kimia yang digunakan di laboratorium, juga perlu dipelajari fungsi dari setiap bahan kimia dalam suatu proses, apakah sebagai pelarut, pereaksi, katalis, dsb. Kemudian jenis reaksi yang terjadi apakah eksotermik atau endotermik, kecepatan, tekanan dan temperatur reaksi.

Data-data yang diperoleh ditransformasikan ke dalam bentuk potensi bahaya yang dapat terjadi; keracunan, daya nyala, ledakan, reaktiviti dan kondisi reaksi.

-Data-data sifat kimia dan fisika dari berbagai literature

-Data-data potensi bahaya reaktivitas kimia dari berbagai literatur.

Ini merupakan review awal dalam suatu proses laboratorium yang melibatkan reaktiviti kimia. Kajian dan olahan data-data yang tersedia dari berbagai literatur dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat bahaya reaktivitas kimia. Ini merupakan review awal dalam suatu proses laboratorium yang melibatkan reaktiviti kimia. Kajian dan olahan data-data yang tersedia dari berbagai literatur dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat bahaya reaktivitas kimia.

Legget D. (2004). Chemical reactivity assessments in R&D. Journal of Hazardous Materials 115,  63–70